Panduan Lengkap Urus SIA SILO Pesawat Angkat dan Angkut: Syarat dan Prosedur K3 Alat Berat Terbaru

Gambar Ilustrasi Panduan Lengkap Urus SIA SILO Pesawat Angkat dan Angkut: Syarat dan Prosedur K3 Alat Berat Terbaru

Sektor industri di Indonesia, mulai dari Manufaktur, Konstruksi, hingga Pelabuhan, sangat bergantung pada pesawat angkat dan angkut seperti crane, forklift, dan lift. Alat-alat ini adalah tulang punggung operasional, namun juga menjadi sumber risiko kecelakaan kerja terbesar. Data dari BPJS Ketenagakerjaan dan laporan Kemnaker RI secara konsisten menunjukkan bahwa insiden fatal, seperti jatuhnya beban dari crane atau tabrakan forklift, sering kali melibatkan alat yang tidak memiliki Surat Izin Laik Operasi (SILO) yang valid. Operasional tanpa SILO bukan hanya melanggar hukum, tetapi secara statistik juga meningkatkan probabilitas kecelakaan yang merenggut nyawa.

Mengoperasikan pesawat angkat dan angkut tanpa izin operasional alat berat yang lengkap, atau yang sering disebut SILO dan SIA (Surat Izin Alat), adalah pelanggaran serius terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Risiko yang dihadapi perusahaan tidak hanya sebatas potensi kecelakaan, tetapi juga sanksi pidana, denda, hingga penghentian total kegiatan operasional oleh Disnaker setempat.

Seorang Plant Manager atau HSE Manager wajib menjadikan perizinan K3 alat sebagai prioritas utama. SILO adalah bukti otentik bahwa pesawat angkat dan angkut tersebut telah diperiksa, diuji, dan dinyatakan aman serta memenuhi standar teknis K3 yang ditetapkan pemerintah. Kepatuhan ini adalah fondasi untuk memastikan keamanan aset, keberlanjutan operasional (operational continuity), dan perlindungan hukum perusahaan.

Baca Juga:

Landasan Hukum Perizinan K3 Pesawat Angkat dan Angkut

Kewajiban perizinan K3 alat memiliki dasar hukum yang kuat dan tidak dapat dinegosiasikan oleh pelaku usaha di Indonesia.

UU K3 dan Permenaker 8/2020

Dasar hukum utama adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang mewajibkan setiap tempat kerja menjamin keselamatan kerja, termasuk pada penggunaan alat-alat berisiko tinggi. Aturan pelaksana yang spesifik mengenai pesawat angkat dan angkut diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2020. Regulasi ini secara tegas mengatur syarat-syarat K3 untuk instalasi, perancangan, pemeriksaan, pengujian, dan izin operasional alat berat seperti crane dan forklift (Permenaker 8/2020, Pasal 58).

Kewajiban Pemeriksaan dan Pengujian Berkala

Permenaker 8/2020 juga mengatur bahwa setiap pesawat angkat dan angkut wajib dilakukan pemeriksaan pertama sebelum digunakan dan pemeriksaan berkala selanjutnya, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun. Pemeriksaan dan pengujian ini harus dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan atau Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang berwenang, atau oleh PJK3 (Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terakreditasi.

Baca Juga:

Jenis-Jenis Surat Izin Operasional K3 Alat

Perizinan K3 alat terdiri dari berbagai jenis surat izin yang harus dimiliki, baik oleh alat maupun oleh operatornya.

SIA dan SILO untuk Pesawat Angkat

Pesawat Angkat mencakup alat-alat yang berfungsi memindahkan muatan secara vertikal dan/atau horizontal dalam jarak tertentu, seperti mobile crane, tower crane, overhead crane, dan hoist.

• SIA (Surat Izin Alat): Sertifikat izin yang menandakan bahwa alat tersebut layak diuji.
• SILO (Surat Izin Laik Operasi): Sertifikat final yang menyatakan alat tersebut laik operasi, dikeluarkan setelah inspeksi dan pengujian dinyatakan lolos.

Perusahaan wajib memiliki SILO pesawat angkat yang berlaku untuk menghindari sanksi dan memastikan keamanan operasional.

SIA dan SILO untuk Pesawat Angkut

Pesawat Angkut meliputi alat yang bergerak dan memindahkan muatan secara horizontal, seperti forklift, lift barang, elevator (lift penumpang), dan conveyor. Sama halnya dengan Pesawat Angkat, setiap forklift yang digunakan di area Warehouse atau Manufaktur wajib memiliki SILO forklift yang sah. Kepatuhan ini berlaku bahkan untuk alat sewa.

Baca Juga:

Prosedur dan Persyaratan Pengurusan SIA/SILO Alat Berat

Pengurusan izin operasional alat berat memerlukan tahapan yang terstruktur dan kelengkapan dokumen teknis.

Dokumen Persyaratan Administratif dan Teknis

Untuk mengajukan SILO pada pesawat angkat dan angkut, perusahaan harus menyiapkan:

• Surat Permohonan Uji Riksa ke Disnaker setempat.
• Dokumen teknis alat (gambar teknik, spesifikasi, manual book).
• Bukti kepemilikan alat (faktur pembelian/sewa).
• Laporan hasil pemeriksaan terakhir, jika ada.
• SIA (Surat Izin Alat) yang diurus oleh PJK3 atau Instansi Pemerintah.

Keterlambatan atau ketidaklengkapan dokumen akan memperlambat proses secara signifikan, menunda operasional alat.

Tahapan Pemeriksaan dan Pengujian Alat

Setelah dokumen diserahkan, tahapan krusial adalah Pemeriksaan dan Pengujian (Uji Riksa) oleh tim yang berwenang. Tahapan ini meliputi:

1. Pemeriksaan Visual: Kondisi fisik, safety device, dan kelengkapan alat.
2. Pengujian Fungsi: Pengujian semua fungsi K3 (rem, limit switch, alarm).
3. Pengujian Beban (Load Test): Pengujian dengan beban maksimal yang diizinkan sesuai kapasitas alat.

Hanya alat yang lulus Uji Riksa yang akan mendapatkan SILO.

Baca Juga: Ahli K3: Panduan Lengkap Perizinan Alat Berat Kemnaker 2025

Konsekuensi Fatal dan Hukum Akibat Alat Tidak Berizin

Risiko mengabaikan izin operasional alat berat jauh melebihi biaya pengurusannya.

Insiden Kecelakaan Kerja dan Tanggung Jawab Hukum

Jika terjadi kecelakaan kerja fatal yang melibatkan pesawat angkat dan angkut tanpa SILO yang valid, Plant Manager dan Business Owner dapat dimintai pertanggungjawaban pidana. Pelanggaran UU Ketenagakerjaan dan UU K3 dapat berujung pada tuntutan serius. SILO adalah bukti bahwa perusahaan telah memenuhi standar minimal keselamatan yang diwajibkan negara, sehingga memitigasi risiko hukum.

Studi Kasus: Penghentian Operasi Crane di Proyek Konstruksi

Sebuah proyek Konstruksi besar di Jakarta terpaksa menghentikan operasi Tower Crane selama seminggu. Kronologi: Pengawas Ketenagakerjaan dari Disnaker Provinsi melakukan sidak dan menemukan bahwa SILO Tower Crane telah kedaluwarsa 3 bulan. Konsekuensi: Proyek dikenakan sanksi berupa penghentian total penggunaan alat tersebut sampai SILO diperpanjang. Downtime ini menyebabkan kerugian penalti proyek yang nilainya puluhan kali lipat dari biaya perpanjangan SILO. Suketk3.com membantu memproses perpanjangan darurat, namun kerugian waktu tidak terhindarkan.

Baca Juga: Peralatan Keselamatan Kerja: Panduan Lengkap Perizinan dan K3 Alat

Strategi Compliance Perizinan K3 Alat yang Efisien

Manajemen perizinan K3 alat harus menjadi bagian dari sistem maintenance rutin perusahaan.

Checklist Proaktif Perpanjangan SILO

• Tetapkan Maintenance Manager sebagai penanggung jawab utama compliance SIA/SILO.
• Buat database digital semua SILO yang mencantumkan tanggal kedaluwarsa secara jelas.
• Ajukan permohonan perpanjangan SILO minimal 3 bulan sebelum tanggal kedaluwarsa untuk memberikan waktu bagi proses Uji Riksa.
• Gunakan konsultan perizinan K3 alat untuk memantau perubahan regulasi Permenaker terbaru.

Pentingnya Perizinan K3 Alat bagi Procurement

Procurement Manager harus menjadikan SILO alat sebagai syarat wajib dalam setiap kontrak pembelian atau penyewaan pesawat angkat dan angkut. Jangan pernah menerima alat tanpa jaminan bahwa alat tersebut telah lulus Uji Riksa dan memiliki SILO yang valid. Kepatuhan harus dimulai sejak proses pengadaan alat.

Baca Juga: Panduan Lengkap Ahli K3 Adalah: Peran Vital, Kewajiban Legal, dan Kunci Perizinan Alat Berat Perusahaan

Tanya Jawab Umum (FAQ) Seputar SIA/SILO

1. Berapa lama masa berlaku SILO untuk pesawat angkat dan angkut?

   Masa berlaku SILO (Surat Izin Laik Operasi) untuk pesawat angkat dan angkut umumnya adalah 5 tahun sejak tanggal diterbitkan. Namun, alat tersebut wajib dilakukan pemeriksaan berkala dan pengujian setiap 2 tahun sekali. Perusahaan harus proaktif mengajukan perpanjangan SILO sebelum masa berlaku 5 tahun tersebut berakhir, didahului dengan Uji Riksa ulang.

2. Apakah sertifikat alat yang dikeluarkan oleh vendor atau pabrikan sudah cukup?

   Tidak, sertifikat dari vendor atau pabrikan hanya menunjukkan spesifikasi teknis dan jaminan kualitas produk. Legalitas izin operasional alat berat yang diakui dan wajib di Indonesia adalah SILO yang dikeluarkan oleh Kemnaker RI atau Disnaker setempat, setelah melalui pemeriksaan dan pengujian oleh Pengawas Ketenagakerjaan atau PJK3 terakreditasi.

3. Apa konsekuensi jika SILO alat kedaluwarsa dan terjadi kecelakaan?

   Jika SILO alat kedaluwarsa dan terjadi kecelakaan, perusahaan dianggap melanggar UU Nomor 1 Tahun 1970. Selain tuntutan pidana, perusahaan berisiko besar menanggung seluruh biaya kompensasi tanpa bisa diklaim ke asuransi atau Jaminan Sosial karena adanya unsur kelalaian legal. Hal ini dapat menghancurkan aset dan reputasi perusahaan.

Baca Juga: Panduan Wajib: K3 Kesehatan Kerja, Perizinan Alat Berat, dan Compliance Operasional

Kesimpulan

Pesawat angkat dan angkut adalah aset kritis yang wajib dilindungi dengan perizinan K3 alat lengkap berupa SIA dan SILO. Kepatuhan terhadap Permenaker 8/2020 bukan sekadar kewajiban birokrasi, melainkan strategi mutlak untuk menghindari kecelakaan fatal, sanksi hukum berat, dan kerugian operasional yang masif.

Jangan tunda legalitas aset berisiko tinggi Anda. Amankan operasi dan perlindungan hukum perusahaan Anda sekarang juga.

Hindari sanksi operasional dan denda jutaan rupiah. Urus SIA/SILO alat Anda sekarang di Suketk3.com - karena compliance tidak bisa ditunda.